Soal Jawab

 Apa itu Bisnis Cara Syari'ah V.65?
Paket Bisnis Cara Syariah V.65 adalah Sebuah paket bisnis perpaduan antra paket bisnis Gaya pos Plus dengan
Paket Bisnis Cara syariah Maka di berinama Paket Bisnis Cara Syari'ah V.65

Prinsif bisnis Syari'ah (Sesuai Islam) 


Islam mewajibkan seorang muslim untuk selalu bekerja keras, untuk dapat mencapai apa yang ia inginkan, karena dengan bekerja seseorang bisa mendapatkan kekayaan, dengan bekerja keraslah manusia bisa mendapatkan nafkah, oleh karena itu Allah melapangkan bumi ini serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan nafkahnya. Allah menyediakan apa saja yang ada di bumi ini untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Di mana saja dan kapan saja kita dapat mencari nafkah yang telah diberikan Allah kepada kita Allah telah memberikan penghidupan bagi manusia dihamparan bumi ini. Oleh karena itu manusia diciptakan di muka bumi ini sebagai pemakmur bukan sebagai perusak yang harus tetap memanfaatkannya dan melestariannya.

Manusia harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Rizki yang diperoleh oleh seseorang hampir semuanya melalui bisnis atau jual beli sembilan persepuluh dari rizki yang didapatkan oleh seseorang melalui bisnis atau jual beli. Begitu banyak contoh bertebaran di sekitar lingkungan kita yang memberikan contoh usaha berdasarkan minat yang dilakukan penuh ketekunan, pengabdian dan rasa cinta. Tampaknya memang tak ada jalan lain, sukses hanya dapat di raih dengan kerja keras, bukan kerja semalam, bukan sukses semu yang dibangun dari fasilitas.

Manusia dalam aktivitasnya sebagai makhluk sosial tidak bisa terlepas dari proses perdagangan jual beli. Untuk mempertahankan hidup, manusia perlu makan minum serta mencukupi kebutuhan sehingga untuk memperolehnya dengan melalui perdagangan, bahwa Allah SWT membolehkan adanya perdagangan jual beli atau berbisnis sistem ekonomi Islam menjadi pilihan, sebagai sistem pertengahan yang menjadikan moralitas dan akhlak sebagai landasannya. Ekonomi Islam berada di atas Kapitalisme dan Komunisme, mempergunakan moral dan hukum Islam untuk menegakkan bangunan suatu sistem yang praktis di dunia.

Bisnis selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan semua orang di sepanjang masa. Hal ini berlaku pada kaum muslimin saat ini. Karena pentingnya bisnis maka agama mendorong mereka untuk berbisnis. Nabi Muhammad SAW adalah seorang pengusaha tulen untuk jangka yang lama. Namun kaum muslimin kontemporer mendapati dirinya berhadapan dengan dilema berat walau mereka terlibat aktif, mereka tidak yakin apakah yang mereka jalankan benar atau salah. Bukan hanya bisnis itu yang membingungkan mereka, tetapi lebih pula bentuk-bentuk baru, kelembagaan, metode-metode, dan teknik bisnis modern.

Salah satu cara terbaik untuk meraih sukses adalah mengamati tindakan-tindakan orang yang telah sukses tetapi tidak lupa pula kita harus memperhatikan bagaimana usaha-usaha tersebut apakah sudah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. Caranya dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang selalu mereka terapkan, lalu mencoba untuk menerapkan pada diri kita. Prinsip-prinsip bisnis Rasulullah adalah nyata, dapat dipelajari oleh siapa saja yang mau meluangkan waktu untuk mempelajari dan menerapkannya. (Jackie Ambadar, Miranty Abidin, Yanty Isa, 2004:13).

Dunia bisnis Islam memberikan pelajaran agar selalu memegang asas keadilan dan keseimbangan. Selain itu juga telah dicontohkan aplikasi nilai-nilai Islam dalam mengelola bisnis oleh Nabi Muhammad SAW agar berhasil baik di dunia ataupun di akhirat. Nilai-nilai bisnis Islam telah menjadi tren baru dalam mengendalikan tujuan dan harapan ekonomi dalam jangka panjang, yang selalu mengedepankan kejujuran, kepercayaan, keadilan (profesional) dan komunikatif akan membawa spirit moral dalam bisnis sehingga melahirkan suatu bisnis ataupun usaha yang transparan.

Sisi kehidupan Nabi Muhammad SAW yang kurang mendapat sorotan adalah karirnya sebagai pedagang atau pengusaha. Dalam literatur dan kisah sekitar masa mudanya, Nabi banyak dilukiskan sebagai Al-Amin dan As-Shiddiq. Lebih dari dua puluh tahun lamanya Muhammad SAW, berkiprah di bidang wirausaha, sehingga beliau dikenal diYaman, Syria, Busrah, Iraq, Yordania dan kota-kota perdagangan di jazirah Arab. Nabi Muhammad telah meletakkan dasar-dasar moral, manajemen dan etos kerja yang mendahului zamannya. Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan telah mendapatkan pembenaran akademis dipenghujung abad ke-20 atau awal abad ke-21. prinsip bisnis modern, seperti tujuan pelanggan, pelayanan yang unggul, kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan kompetitif semuanya telah menjadi gambaran pribadi dan etika manajemen bisnis Muhammad SAW ketika masih muda (Yafie:2004).

Sulit dibantah karena sudah terpatri sebagai fakta sejarah bahwa sejak masa mudanya Rasulullah SAW merupakan seorang organisator dan administrator yang ulung. Nabi merupakan seorang perencana, pengorganisasi, penggerak (pembimbing/pengarah) dan pengawas yang luar biasa, sehingga kerja sama antar umatnya berlangsung sangat efektif dan efisien (Nawawi : 2001) kesuksesan yang di raih oleh Rasulullah SAW tentunya sesuai dengan sifat dan kepribadian yang merupakan aplikasi dari kenabian nya. Kepribadiannya menjadi teladan bagi para pemimpin dan manajer, menjadi kata kunci dalam meraih kesuksesan. Sebagaimana dijelaskan Jamil (2001) bahwa kesuksesan para penguasa dewasa ini, merupakan hasil dari empat formulasi yaitu kejujuran, kepercayaan, kreatif dan informative.

 KONSEP BAROKAH

Barokah adalah satu karunia yang tidak bisa dipantau. Ini adalah sebuah pertumbuhan yang tidak bisa dikalkulasi dengan hitungan dollar dan mata uang apa saja. Konsep tentang bariokah ini meliputi semua spektrum perilaku manusia. Ada tidaknya sebuah barokah amat tergantung pada benar tidaknya sebuah perilaku dan tindakan seseorang sesuai syariah Islam. Jadi, semakin terikat dengan syariah Islam perilaku seseorang akan semakin bertambah barokah didalamnya. Sebaliknya semakin jauh  dengan aturan syariah Islam perilaku seseorang maka akan semakin kecil pula barokah yang ada dilalamnya. Dengan kata lain, perilaku yang baik (yang di dasarkan pada kesesuaian dengan aturan syariah Islam) akan selalu diberkati (diberi barokah) sedangkan tindakan jahat (yang tidak sesuai dengan aturan syariah Islam) akan senantiasa mendapatkan petaka. Untuk lebih spesifik, konsep barokah memberikan garansi akan kesuksesan akhir dari sebuah pekerjaan dan perilaku yang benar, baik itu secara seketika atau dalam waktu yang lama. Dalam hubungannya dengan masalah ini, maka aturan Al Quran mengenai sedekah dan riba perlu untuk kita catat. Allah berfirman:

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah (Al Baqarah: 276)

Dalam ayat ini Al Quran berjanji, dalam sebuah ungkapan yang jelas, dua konsekwensi yang diterima dalam hal sedekah dan riba. Harta akan berkurang karena riba, dan akan bertambah berkat sedekah, yang tampak diluaran sebagai sesuatu yang paradoksal (sebab riba didunia semakin berkembangnya harta, sedangkan sedekah, tampaknya mengurangi harta). Namun inilah sebenarnya apa yang disebut dengan konsep barokah tersebut. Dalam ungkapan Sayyid Qutub: “Peringatan Allah sangat benar ….masyarakat manapun yang memprkatekkan riba, maka masyarakat itu telah mencabut berkah, kesejahteraan dan kepuasan dari dirinya.” (lihat Sayyid Qutub, op, cit. 31). Teori ini kelihatannya adalah teori yang aneh, namun jika ini dipraktekkan, maka akan tampak bukti kebenarannya dan viabilitasnya.

Orang yang beriman diperintahkan untuk meningkatkan dan menambah harta mereka lewat jalan sedekah (yakni memberikan harta kepada mereka yang miskin yang menghajatkan dengan semata-mata mengharapkan ridha Allah dan tidak mengharapkan apa-apa dari para penerima), dan bukannya dengan cara ribawi, yang meskipun ia mendatangkan keuntungan dan peningkatan hartanya, namun tindakan itu akan menghalangi turunnya barokah Allah dalam harta miliknya. Konsep tentang barokah Rasulullah ditegaskan dalam berbagai hadisnya, seperti: tidak akan berkurang karena bersedekah. (lihat, hadis yang dikutip oleh Babili, op, cit. 125). Al Bahi menyatakan bahwa sedekah akan meningkatkan efek positif pada harta kekayaan. Sebaliknya riba, yang tampak sepintas akan menambah kuantitas harta, namun harta yang bertambah itu sebenarnya berkurang dari nilai-nilai yang utama. Walaupun hal ini tampak sebagai suatu yang paradoksal, namun hal ini merupakan fakta yang tidak bisa dibantah. Ketika berbicara mengenai riba, Babili menyatakan,

“bahwasannya riba itu akan menjauhkan dari barokah, dan akan mengakibatkan terkonsentrasinya kekayaan pada segelintir orang, mengakibatkan meningkatnya kemiskinan secara massif, dan akan menimbulkan bentrokaan antara orang-orang yang kaya dengan orang-orang yang miskin.”

Manusia selalu menharapkan rahmat dan karunia Allah. Untuk mencapai itu semua maka seseorang harus mengikuti apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan. Dengan melakukan tindakan pembangkangan pada Allah, maka manusia telah mengundang kemurkaan Allah, bukan nikmat dan karunia-Nya. Keterlibatan seseorang dalam riba misalnya (ataupun aktivitas lainnya yang dilarang) adalah tindakan maksiat dan pembangkangan pada Allah, yang akibatnya adalah menjauhkan rahmat dan nikmat Allah dari dirinya. Dengan mengambil kesimpulan dari adanya bukti-bukti dalam Al Quran. Fazlur Rahman menyatakan:

Ada korelasi yang kuat antara kesejahteraan dan moralitas. Sebuah masyarakat akan bahagia dan sejahtera jika ia mampu menjaga misi moral, dan kesejahteraan itu akan sirna dan musnah jika mereka runtuh secara moral.

Bagi seorang muslim yang memiliki kepercayaan yang kuat akan konsep barokah, berarti ia memiliki sebuah aset yang besar. Kepercayaan ini akan mendorong dirinya untuk berbuat dan berperilaku baik sesuai aturan sriah Islam, meskipun tampaknya tidak menguntungkan meurut ukuran prasaan manusia, dan akan menjadikannya menghindar dari perbuatan jahat meskipun dia melihat bahwa dari perbuatan itu akan mendapatkan untung.

Dari penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Ada tidaknya sebuah barokah amat tergantung pada benar tidaknya sebuah perilaku dan tindakan seseorang sesuai syariat Islam. Jadi, semakin sesuai dengan syariah Islam perilaku seseorang akan semakin bertambah barokah didalamnya. Sebaliknya semakin Jauh dengan aturan syariah Islam perilaku seseorang maka akan semakin kecil pula barokah yang ada dilalamnya. Dengan kata lain, perilaku yang baik yang sesuai dengan syariah Islam akan selalu diberkati (diberi barokah) sedangkan tindakan yang jauh dari syariah Islam akan senantiaasa mendapatkan petaka. Untuk lebih spesifik, konsep barokah memberikan garansi akan kesuksesan akhir dari sebuah pekerjaan dan perilaku yang benar, baik itu secara seketika atau dalam waktu yang lama.

HIKMAH


    Dengan ilmu, kehidupan menjadi mudah, dengan seni, kehidupan menjadi halus, dengan Syariah Islam, hidup menjadi terarah dan bermakna. (Prof. Dr. HA. Mukti Ali).

   

Peluang Usaha Untuk Anda

Siapa Bilang Buka Usaha itu Susah?

S iapa bilang buka usaha itu susah 3x???? -   SUSAH YA BAGI YANG TIDAK BERANI MENCOBA hanya orang yang berani mencoba sajalah yang ...

Tentang Kami

Website cara mudah buka usahamerupakan situs belajhar bisnis atau buka usaha kami hadir untuk berbagai dalam peningkatan ekonomi masyarakt yang mandiri dan kreatif

PelĂ­culas populares

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Translate

Lembaga Pemberdayaan, dan pengembangan potensi Umat

Postingan Populer

Recent Posts